Vella adalah perempuan remaja hitam manis. Secara fisik dia biasa-biasa saja bahkan tidak ada yang menarik dari dirinya jika dilihat dari fisik. Kepopulerannya di sekolah karena keaktifannya di PMR dan kecerdasannya. Kebetulan dia juga supel. Cita-cita terbesarnya adalah menjadi dokter. Demi cita-citanya itu dia enggan untuk jatuh cinta karena menurutnya jatuh cinta akan memperhambat cita-citanya.
Di usia tujuh belas tahun dia memperoleh puncak kesempurnaan hidup. DIa memiliki prestasi yang cukup bagus di sekolahnya, keluarga yang lengkap, dan sahabat serta teman-teman yang menyayanginya. Dia berdoa semoga warna-warni kebahagiaan dalam hidupnya akan tetap ada selamanya. Namun tidak disangka penyakit Lupus merenggut semua kebahagiaannya dan cita-citanya.
Dia yang tadinya adalah sosok yang tangguh kini menjadi rapuh karena lupus dan menyerah atas cita-citanya. Hidupnya menjadi suram. Tapi sesuatu telah membuatnya bangkit. Kepak Harapan itu telah menempel di tubuhnya. Apapun yang terjadi, lupus tidak boleh mengambil semuanya dari hidupnya. Lupus juga tidak boleh menghapus warna-warni pelangi itu.
Karakter dasar Vella di sini adalah diri saya sendiri saat SMA. Dan saya menambahkan karakter tersebut dengan tokoh Aya di film One Litre Of Tears. Jujur dorama tersebut menjadi salah satu inspirasi saya dan termasuk ruang riset saya bahkan sampai saya beli VCDnya dan buku novelnya. Karena saya serius menggarap novel ini.
Dan saya lebih suka menggambarkan fisik karakter tokoh dalam novel saya sebagai orang biasa saja secara fisik. Tidak cantik, tidak juga jelek. Mungkin karena saya sadar, dalam hidup ini tidak semua orang ada yang cantik begitupun sebaliknya.
Di usia tujuh belas tahun dia memperoleh puncak kesempurnaan hidup. DIa memiliki prestasi yang cukup bagus di sekolahnya, keluarga yang lengkap, dan sahabat serta teman-teman yang menyayanginya. Dia berdoa semoga warna-warni kebahagiaan dalam hidupnya akan tetap ada selamanya. Namun tidak disangka penyakit Lupus merenggut semua kebahagiaannya dan cita-citanya.
Dia yang tadinya adalah sosok yang tangguh kini menjadi rapuh karena lupus dan menyerah atas cita-citanya. Hidupnya menjadi suram. Tapi sesuatu telah membuatnya bangkit. Kepak Harapan itu telah menempel di tubuhnya. Apapun yang terjadi, lupus tidak boleh mengambil semuanya dari hidupnya. Lupus juga tidak boleh menghapus warna-warni pelangi itu.
Karakter dasar Vella di sini adalah diri saya sendiri saat SMA. Dan saya menambahkan karakter tersebut dengan tokoh Aya di film One Litre Of Tears. Jujur dorama tersebut menjadi salah satu inspirasi saya dan termasuk ruang riset saya bahkan sampai saya beli VCDnya dan buku novelnya. Karena saya serius menggarap novel ini.
Dan saya lebih suka menggambarkan fisik karakter tokoh dalam novel saya sebagai orang biasa saja secara fisik. Tidak cantik, tidak juga jelek. Mungkin karena saya sadar, dalam hidup ini tidak semua orang ada yang cantik begitupun sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar