Kamis, 13 Mei 2010

Revisi Naskah

Kepak Harapan sampai sekarang sudah ditolak dua penerbit. Pertama kali ditolak, tidak berpengaruh apa-apa buat saya malah langsung saya kirim ke penerbit lain dan lagi-lagi ditolak. Untuk penolakan kedua sejujurnya saya sempat down, mungkin karena saya memiliki ambisi agar bisa diterbitkan di penerbit tersebut. Atau mungkin saja karena alas an penolakan yang tidak bisa saya terima.

Teman-teman sastra banyak yang menyarankan untuk revisi terutama bagian prolog yang cenderung tidak menarik menurut mereka. Bahkan ada yang pelan-pelan menjelaskan detail revisi atas Kepak Harapan dari SMS. Karena itu saya sangat berterima kasih kepada teman-teman yang telah sabar memberikan berbagai saran terhadap saya.

Tapi saya tetap tidak bisa merevisi saat itu juga. Kondisi psikis saya masih labil. Boleh jadi karena penolakan penerbit kedua itu tak beda jauh rasanya seperti putus cinta. Saya patah hati karena penolakan tersebut. Karena itu saya diamkan dulu naskah dalam waktu lama. Kalau nggak salah saya sempat tidak menyentuh naskah sekitar dua bulanan.

Dalam kurun waktu dua bulan itu untuk me-refresh pikiran saya atas sumpeknya naskah dan berbagai tuntutan revisi, saya memutuskan untuk menulis novel atau cerpen baru. Kebetulan juga saya diminta untuk membantu pengeditan kumpulan naskah sahabat odapus.

Proses pengeditan itulah yang memberikan dampak banyak pada diri saya untuk segera memulai revisi naskah Kepak Harapan. Karena dari situ saya akhirnya seperti riset kembali tentang odapus, bahkan saya sempat berdiskusi dengan salah seorang ibu yang memiliki anak odapus. Semua hasil diskusi diam-diam saya catat di note ponsel saya. Puncak riset saya yaitu setelah saya menemukan novel adaptasi dari film dorama One Litre Of Tears.

Dorongan paling kuat adalah dari Mbak Tini, tepatnya awal bulan lalu saya menemukan dia sedang tepar akibat lupusnya datang. Bahkan dia sempat tidak dibolehkan online untuk beberapa waktu demi menidurkan si Lupus itu. Saya kasihan tapi saya melihat semangatnya menulis sama sekali tidak pudar apapun kondisinya. Ditambah lagi ada salah seorang sahabat saya, Ayumi, meminta saya bikin jadwal kerja di rumah supaya semua proyek pribadi penulisan saya segera selesai.

Dari situlah saya memulai revisi. Target dalam waktu sebulan saya harus menyelesaikan revisi Kepak Harapan. Saya juga sempat diawasi oleh Ayumi di antara kesibukannya sebagai desainer (lupa saya dia desain arsitektur apa furniture ya?). Saya juga sempat minta bantuan Mbak Tini dan Ummi.

Alhamdulilah proses revisi berjalan dengan lancar. Walau dalam prosesnya saya menemui kendala terutama saya mulai mual atau enek mengerjakan naskah yang sama. Jenuh saya. Bahkan saya hampir menyerah selama proses revisi berlangsung. Tapi berkat dukungan dari semua sahabat odapus, akhirnya saya bisa menyelesaikan revisi sesuai target.

Terima kasih untuk semua sahabat odapus dan semua teman-teman sastra yang banyak mendukung atas terjadinya naskah ini. Sekarang naskah sedang di print dan saya sedang menyiapkan beberapa dokumen untuk dikirim ke penerbit lain. Doakan semoga naskah ini bisa gol di penerbit berikutnya. AMIN.

Tebet, 13 Mei 2010

With Love
Kavellania

Tidak ada komentar:

Posting Komentar